Senin, 23 Februari 2015

Ritual Masangin Alkid


Selesai naik sepeda, Ilham mengajak ke alun-alun (tanah lapang) yang jalan sekelilingnya baru saja dilewati. "Terus-terus, awas enek uwong, mandek sik.” (Terus-terus, Awas ada orang berhenti dulu). Itulah suara yang kerap terdengar di kegelapan di sekitar pohon beringin yang hanya mendapat sinar lampu dari penerangan jalan.


Setelah mendekat, ternyata suara itu berasal dari orang yang memberi aba-aba pada pasangan atau adik/kakaknya yang tengah berjalan dengan mata ditutup kain hitam. Mereke berjalan di tengah keramaian untuk bisa melewati sela-sela pohon beringin yang berdiri sejajar. Aksi ini dinamakan Masangin. Konon kabarnya, jika orang bisa melewati dan tak serong atau menabrak, maka ia akan mendapat berkah tak terhingga.

Merasa penasaran, penulis pun ikut mencoba beberapa kali untuk melewatinya. Namn, tak sekali pun upaya itu berhasil. Hasil terbaiknya, satu meter sebelum ke luar dari batas tersebut selalu menabrak pagar salah satu pohon tersebut. Bahkan, lebih parahnya, saat pertama kali mencoba berjalannya melenceng jauh dari pohon tersebut. Jarak yang hanya sekitar 20 meter tersebut terasa sangat jauh. Bagi yang ingin mencoba, di sini disediakan penutup mata dengan membayar sewa Rp 3.000 sepuasnya. Menarik, bukan? Tikno, 20110913

Tidak ada komentar:

Posting Komentar