Sabtu, 17 Oktober 2015

Pantai Depok Bantul: Hamparan Harmoni Alam nan Eksotis


Kabarimut:>> Angin laut bertiup lembut. Ombak berkejaran seakan berlomba menyentuh bibir pantai. Namun, sebagian lebih dahulu pecah menerjang tubuh sejumlah remaja yang sengaja berdiri berjajar menantang ombak. Sesaat kemudian beberapa tubuh itu terhempas. Tapi tak ada tangisan, justru tawa riang yang beradu dengan gemuruh ombak dan angin laut.


Pantai Depok memang menawarkan eksotisme alam yang luar biasa. Langit cerah, biru air laut, dan pasir putihnya membentuk sebuah lanskap indah dengan gradasi warna yang mampu mendatangkan kedamaian bagi mata-mata yang memandangnya. Ombak yang bersahabat juga makin memungkinkan orang untuk bercengkerama dengan harmoni alam yang terhampar.

Berlokasi di Desa Kretek, Bantul, Yogyakarta, pantai ini hanya berjarak 1,5 kilometer dari Pantai Parangtritis. Dibuka sebagai objek wisata untuk umum sejak tahun 1998, Pantai Depok layak menjadi alternatif pilihan Anda melakukan refreshing. Selain keindahan panorama alamnya, Pantai Depok juga relatif bersih. Baik dari sampah fisik – seperti sisa bungkus makanan dan botol minuman – maupun “sampah non fisik”.

Ya. Pantai Depok berhasil membalik stigma sebagian pihak bahwa lokasi wisata identik dengan “sarang” maksiat. Di sini, jangan harap Anda akan menemukan penjual minuman keras dan perjudian. Bahkan pengamen dan pengemis pun tidak diperkenankan “beroperasi” di sekitar objek wisata ini. Pengurus setempat telah sepakat mengambil kebijakan untuk menghilangkan unsur tersebut dari Pantai Depok demi kenyamanan pengunjung. Jadi, jika datang ke pantai ini, Anda dapat menikmati keindahan alam nan memesona tanpa khawatir diganggu para pemabuk dan juga pengemis dan pengamen.

Kenyamanan makin terasa karena pemerintah setempat bersama Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI mencanangkan Gerakan Nasional Sadar Wisata dan Aksi Sapta Pesona serta Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pariwisata.

Aksi nyata ini diharapkan akan membuat alam tetap berjabat erat dengan kita, manusia. Tenang, damai. Seperti matahari Pantai Depok yang perlahan luruh menuju peraduannya pada senja itu.

Lahir dari Rahim Krismon

1998, Indonesia dilanda krisis moneter yang cukup parah, dengan dampak ikutan merembet ke berbagai sektor di hampir semua daerah di Nusantara. Ini pula yang dirasakan masyarakat di Desa Kretek, Bantul, Yogyakarta. Banyak penduduk kehilangan pekerjaan dan menganggur.

Adalah Topo, seorang sesepuh di Pantai Depok yang mengambil inisiatif untuk mengubah keadaan. Dibantu sejumlah nelayan setempat, Topo berusaha menjadikan kawasan itu sebagai tempat pelelangan ikan. Upaya tersebut mendapat sambutan positif dari pemerintah setempat. Dinas Perikanan dan Kelautan Bantul lantas memfasilitasi dengan melakukan uji coba dan mendatangkan tiga unit perahu cekung dari Cilacap, Jawa Tengah.

Uji coba tersebut sukses dijalankan. Para nelayan berhasil menangkap ikan dalam jumlah besar sehingga mampu meningkatkan pendapatan. Mereka pun lantas mendirikan Kelompok Nelayan Mina Bahari 45. Pelan tapi pasti, kawasan itu pun mulai ramai didatangi pengunjung yang ingin membeli ikan. Seiring dengan itulah, Pantai Depok bersolek dan menjadikan diri sebagai objek wisata eksotis.

Hati Senang Perut Kenyang

Berkunjung ke Pantai Depok, kita tak perlu dipusingkan dengan urusan perut yang kadang datang tanpa bisa ditawar. Di sekitar lokasi wisata terdapat banyak warung yang menyediakan aneka macam produk kuliner. Jadi, setelah puas dan lelah bercengkerama dengan ombak dan pasir putih, pengunjung dapat dengan mudah melepas lelah sambil memanjakan perut.

Contohnya saja Warung "Eco" Mbah Mardi yang sempat didatangi tim pakansi.com ketika berpakansi ke Pantai Depok. Ini adalah satu dari beberapa warung yang tersebar di kawasan tersebut, yang menyediakan makanan hidangan laut (seafood) yang menggugah selera. Sebut saja ikan bakar, kepiting rebus, udang goreng tepung, ikan goreng mentega, asam pedas, asam manis, kepiting saus tiram, sampai kakap kuah kuning. Untuk minumnya, tersedia berbagai jenis minuman mulai dari air mineral hingga es kelapa muda yang menyegarkan.


Di warung-warung tersebut, pengunjung bebas memilih menu hidangan yang ingin disantap. Umumnya, mereka memesan ikan terlebih dulu di tempat pelelangan yang berada di kawasan tersebut, sebelum dimasak oleh para pemilik warung. Mereka cukup membayar ongkos masak. Ada pula yang langsung memesan masakan jadi, tanpa membeli ikan terlebih dahulu. Hmmm… yummy…!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar