Jumat, 16 Oktober 2015

TAMAN WISATA MEKARSARI :Memetik Buah sambil Bermain

Siang itu, Pak Haryono bersama istri dan kedua anaknya sedang berlibur untuk melepas penat setelah seminggu bekerja mengurusi perusahaannya. Sebagai pemilik perusahaan media, ia disibukkan dengan beragam masalah ini dan itu. Makanya setiap hari libur ia selalu memanfaatkan dengan mengajak keluarganya untuk jalan-jalan. Haryono sadar, karena setiap hari kerja ia berangkat pagi dan pulang malam. 

“saya berangkat anak saya masih tidur, sedangkan kalau pulang anak saya sudah pada tidur. Makanya saya mencoba mendekatkan dengan anak-anak dengan jalan-jalan setiap saya libur” ucap Haryono. Di sini –Taman Wisata Mekarsai- Pak Haryono meneruskan pembicaraannya, anak-anak bisa bermain semaunya, istri bisa memetik buah, lihat tanaman hias, sayur-sayuran dan saya yang hobinya mancing, tinggal memancing. Jadi sekali jalan semuanya merasa senang.

Begitulah pengusaha muda asal Jakarta ini. Di Taman Wisata Mekarsari (TWM), setiap pengunjung dikenakan biaya Rp 10 ribu.- sedangkan anak-anak Rp 9 ribu rupiah. Untuk lebih jauh mengelilingi TWM, pengunjung dikenakan tambahan biaya sebesar Rp 3 ribu rupiah per orang, biaya ini untuk membayar kereta yang akan mengantarkan berkeliling. Dengan kereta keliling kita bisa melihat-lihat beraneka ragam koleksi tanaman buah tropis terbesar di Dunia itu. Bermacam-macam buah seperti durian, melon, nanas, rambutan, belimbing, manggis, mangga, nanas dan lain sebagainya. Selain itu di Taman Wisata Mekarsari juga tersedia buah-buah langka seperti sawo kecik, kesemek, matoa, gayam, buah nona, kemang, namnam atau kepel dan masih banyak lagi. 

Semua buah tersedia di TWM, berbagai macam jenis dan darimana asalnya. TWM memiliki 1348 varietas dari 400 spesies dari 78 famili tanaman dari berbagai daerah di Indonesia. Tidak hanya itu, di TWM kita bisa menemukan bermacam buah dari hasil penyilangan. Salah satu contohnya adalah penyilangan antara nangka dan cempedak. Hasil perkawinannya itu kemudian diberinama nangkadak. Nangkadak daging buahnya tebal seperti nangka, tetapi kulitnya tidak setebal nangka biasanya.

Selain tiu, di TWM, kita bisa melihat nangka tanpa kulit. Tapi nangka ini bukan dari hasil penyilangan melainkan dari warga bekasi tahun 2004 lalu. Tinggi pohonnya sekitar 3 meter, sedangkan buahnya seperti pisang. Banyak yang menyebut nangka ini dengan nama nangka abnormal atau nangka tanpa kulit. Mengenai rasa, sama dengan nangka biasa –manis-. Kalau nangka yang biasa kita temui ada getahnya, kalau nangka abnormal tidak mengandung getah.


Tidak hanya buah, TWM menyediakan lahan pembibitan khusus tanaman hortikultura yang luasnya hingga lima hektare. ada juga tanaman hidroponik yang luasnya dua hektare. Selain buah TWM juga menyediakan lahan 10 hektare untuk ditanami aneka sayuran, padi darat, sawah dan palawija. Kawasan ini semakin asri dengan kehadiran Danau Cipicung yang berair bening di tengah taman, sebagai sarana wisata air.

Gagasan berdirinya Taman buah, berawal dari almarhumah Ibu Tien Soeharto yang ingin melestarikan tanaman buah asli negeri sendiri agar tidak punah. Selain itu, dengan dibukanya taman buah yang luasnya mencapai 264 hetare bisa menyerap banyak lapangan kerja dan meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar Mekarsari. Sejak diresmikan pada 14 Oktober 1995 oleh presiden Soeharto namanya Taman Buah Mekarsari. Dulu di taman ini, pengunjung hanya melihat-lihat pohon buah dan tanaman hias dll. Demi melebarkan layanannya ke masyarakat, pengelola menyediakan beragam mainan untuk anak-anak. Karena itu sejak awal 2004, namanya diubah menjadi Taman Wisata Mekarsari.


Selain pohon buah-buahan, Taman Wisata Mekarsari juga menjadi tempat bagi pelancong yang menyukai tanaman hias seperti anggrek, kana, alamanda, dan bougenville. Mendiang Ibu Tien memang terkenal sebagai sosok perempuan Jawa yang sangat terpesona pada tanaman bunga. Bahkan, dalam setiap penampilan ia selalu menyematkan rangkaian bunga melati di sanggul. Foto: mekarsari.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar